Seorang prajurit pasti selalu membekali diri dengan
senjata untuk bisa bertahan dalam peperangan, entah itu pedang, tombak, panah,
atau berbagai jenis persenjataan lain. Demikian pula seorang arsitek, atau
dalam tahapan saya, mahasiswa arsitektur. Selayaknya seorang prajurit yang
“bertempur” di atas kertas gambar, sudah sepatutnya mahasiswa arsitektur pun mempersenjatai
diri dengan perlengkapan gambar yang mumpuni.
Alat-alat gambar sendiri sebenarnya sangat
beraneka macam jenisnya, tergantung kebutuhan gambar yang ingin dihasilkan.
Semakin bagus gambar yang ingin dihasilkan, tentu alat gambar yang digunakan
akan semakin advance. Namun, perlu
diingat, secanggih atau sebagus apapun alat gambarnya, keterampilan pemakainya
tetap menjadi kunci utama dalam menghasilkan gambar yang ciamik.
Nah, yang akan saya bahas dalam artikel ini adalah
alat-alat gambar yang paling dasar yang banyak digunakan dalam
semester-semester awal perkuliahan di jurusan arsitektur. Yang canggih-canggih
nanti kalau sudah berpengalaman pasti tahu sendiri. Hehehe.. Berikut
perlengkapan gambar tersebut:
1. Pensil
Jenis pensil ada bermacam-macam, dibagi
berdasarkan kekerasan dan kehitaman isi pensilnya. Untuk membedakan jenis pensil
yang satu dengan yang lain digunakan kode berupa huruf dan angka. Kode huruf
untuk menunjukkan kekerasan isi pensil, seperti H (hard), B (bold), atau F
(firm). Sementara kode angka digunakan untuk menunjukkan tingkatannya. Pensil
9H merupakan pensil yang paling keras, diikuti 8H, 7H, dan seterusnya sampai
yang paling lunak adalah pensil 6B. Selain itu ada juga pensil EE yang isi
pensilnya arang, sehingga kehitaman yang dihasilkan pun berbeda.
Berikut ini adalah sedikit tentang karakter isi
pensil yang saya cuplik dari buku Grafik
Arsitektur karya Frank D. K. Ching:
4H
- keras dan padat
- digunakan untuk menggambar rencana yang menuntut
ketelitian tinggi
- tidak cocok untuk gambar yang firal
- tidak boleh ditekan terlau kuat sewaktu
menggambar karena akan meninggalkan bekas di atas kertas dan sukar dihapus
- jika dipakai untuk meggambar di atas kertas
kalkir, hasil cetak birunya tidak jelas
2H
- agak keras
- jenis yang paling keras yang bisa dipakai untuk
gambar final
- sukar dihapus jika ditekan terlalu kuat
F dan H
- sedang
- cocok untuk segala keperluan
- dipakai untuk membuat rencana, gambar final, dan
menulis
HB
- lunak
- dipakai untuk membuat garis dan tulisan yang
besar/lebar dan jelas
- perlu kesabaran untuk membuat garis-garis yang
halus
- mudah dihapus
- hasil cetak birunya cukup baik
- mudah luntur bila kena gesekan
2. Drawing
Pen
Sama seperti pensil, drawing pen pun ada
bermacam-macam jenisnya, dibedakan berdasarkan ukuran ujung penanya. Untuk
membedakan, digunakan kode berupa angka, mulai dari 0.05, 0.1, 0.2, dst.
Semakin besar angkanya, maka garis yang dihasilkan semakin tebal atau besar
pula. Selain ukuran pensil, tebal-tipisnya garis juga ditentukan oleh penekanan
tangan kita ketika menggunakan pena.
Selain drawing
pen, di pasaran ada juga caligraphy pen. Saya dulu sempat salah beli caligraphy pen karena
bentuknya yang nyaris sama. Bedanya, ujung pena caligraphy pen agak
memipih karena digunakan untuk membuat efek garis tebal tipis yang menerus
seperti halnya pada kaligrafi. Untuk menggambar arsitektur, terutama gambar
teknik, tentu caligraphy pen ini tidak dibutuhkan. Jadi,
telitilah membaca label pena terlebih dahulu supaya tidak salah beli.
3.
Penggaris
Di pasaran, ada banyak penggaris beraneka bentuk
dan bahan yang ditawarkan. Untuk menggambar, yang paling pas dipakai adalah
penggaris dari bahan mika. Penggaris berbahan besi baik dipakai untuk
mengerjakan maket, terutama sebagai alat bantu memotong bahan.
Penggaris biasa yang lurus biasanya memiliki
beberapa pilihan ukuran, mulai dari yang kecil 10 atau 15 cm sampai ada juga
yang mencapai 1 m. Sedikit berbagi pengalaman pribadi, awalnya saya cuma
membeli penggaris ukuran 60 cm dengan pertimbangan kalau ada yang ukurannya
lebih panjang, kenapa beli yang pendek juga, toh sudah ter-cover ukurannya. Tapi, setelah dipakai, baru saya sadari bahwa
menggunakan penggaris yang terlalu panjang untuk membuat garis yang pendek
ternyata tidak efektif juga. Selain lebih repot, kadang-kadang garisnya pun
jadi tidak akurat lurus karena penggaris yang kepanjangan tadi suka bergeser
saat kita menarik garis. Jadi, yang paling aman adalah memiliki beberapa
penggaris bermacam ukuran untuk membuat garis dengan jangkauan panjang yang
berbeda-beda pula.
Selain penggaris lurus biasa, ada juga penggaris
segitiga siku-siku (dengan sudut 45-45 atau 30-60 derajat) untuk memudahkan
membuat sudut siku atau garis sejajar, ada juga penggaris segitiga dengan
pegangan (grip) yang cocok digunakan
ketika harus menggambar di area gambar yang kritis (misalnya di tepi kertas),
juga ada penggaris mal yang membantu memudahkan kita membuat template bentuk-bentuk geometris. Sekali
lagi, penggaris mana yang paling baik dipakai adalah penggaris yang paling
sesuai dengan kebutuhan Anda sendiri.
4. Pensil
Warna
Umumnya, pensil warna ada dua jenis, classic color & water color. Pensil warna jenis water color bisa digunakan sebagai pensil warna biasa juga bisa digunakan
sebagai cat air ketika disapu dengan air atau kuas basah. Sepertinya lebih
praktis ya, dua fungsi dalam satu benda. Tapi, saran saya, kalau memang tidak
pernah atau jarang memanfaatkan fitur cat airnya, lebih baik beli yang classic saja. Sebab, pensil warna water color biasanya lebih lunak, sehingga lebih cepat habis dan harus
sering-sering diserut saat digunakan. Kecuali Anda memang sering menggunakan
fitur cat airnya, mewarnai memakai pensil warna water color menurut saya
jatuhnya jadi kurang ekonomis. Kalau lebih sering mewarnai biasa, saran saya
lebih baik beli pensil warna classic color saja yang lebih sesuai kebutuhan.
Selain pensil, spidol berwarna biasanya juga
dipakai. Hanya saja, spidol biasanya dipakai untuk membuat garis yang berwarna
(misalnya untuk membedakan garis notasi), bukannya mewarnai bidang karena pasti
akan lebih boros. Selain spidol, bisa juga menggunakan drawing pen berwarna
(selain hitam).
5. Sketch
Book
Kalau jamannya sekolah dulu kita masih pakai buku
gambar, sekarang sudah waktunya pakai sketch
book. Selain isinya lebih banyak
(jadi tidak usah sering-sering beli), sketch
book pun lebih praktis dan rapi kalau
harus dipisah per lembar untuk pengumpulan tugas. Untuk ukuran, sesuaikan
dengan ukuran tugas yang sering dikerjakan, saya rasa yang paling umum ukuran
A3. Selain itu, tidak ada ruginya juga membeli satu sketch book ukuran A5. Sketch book yang lebih kecil ini praktis dibawa kemana-mana, siapa tahu
saja tiba-tiba dapat inspirasi, jadi bisa langsung disketsa.
Selain sketch
book, buku gambar lain yang mungkin
berguna adalah buku gambar milimeter (milimeter
block). Tiap kertasnya sudah
dilengkapi garis-garis panduan sampai ukuran 1 mm. Milimeter block sangat
membantu untuk membuat sketsa yang terukur atau berskala sebelum dipindahkan ke
kertas gambar untuk gambar finalnya.
6. Tabung
Gambar
Yang ini memang bukan termasuk alat gambar, malah
buat orang-orang malah sering dibuat guyonan sebagai bom. Hehehe.. Tabung
gambar ini, buat yang belum tahu, semacam alat simpan, tasnya gambarlah
gampangnya. Tabung gambar ini cukup praktis untuk membawa kertas gambar sampai
ukuran yang cukup besar (A0, A1, A2, dst.). Saya juga lebih memilih tabung ini
untuk membawa kertas ukuran A3 karena biasanya agak sulit nemu tas yang muat
kertas atau sketch book A3. Jadi, saya ambil saja beberapa
lembar A3 dari sketch book sesuai kebutuhan lantas saya gulung dan masukkan ke
dalam tabung.
Selain kertas, tabung gambar ini juga bisa
digunakan untuk membawa penggaris yang ukurannya cukup panjang sekalian.
Misalnya malas bawa tas lagi, kalau memang masih muat, tabung ini bisa
digunakan untuk membawa beberapa alat gambar lainnya seperti pensil, pena, dsb.
Tabung gambar ditawarkan dalam beberapa ukuran
diameter di pasaran. Harganya memang agak lumayan menguras kantong, terutama di
toko alat tulis yang sudah punya nama. Pengalaman saya, di toko alat tulis
dekat kampus, harga tabung gambar bisa cuma setengah dari harga yang ditawarkan
di toko-toko besar seperti Gramedia atau Togamas, padahal bentuknya ya sama
persis. Kalau mau kreatif pun, sebenarnya bisa kok kalau mau membuat tabung
gambar sendiri. Saya pernah menjumpai beberapa mahasiswa yang membuat tabung
gambar sendiri dari pipa paralon yang diolah sedemikian rupa. Murah tapi tetap
fungsional.
order tabung gambar bisa ?
ReplyDelete