|
Kuliah = belajar sambil tiduran di taman? Ah, kalau gitu ane juga mau! Hehehe... |
Dari respon yang saya dapat di
social media, sepertinya kebanyakan pembaca blog saya adalah siswa-siswi SMA yang hendak melanjutkan kuliah di jurusan arsitektur. Banyak yang
mention di Twitter bertanya tentang kuliah di jurusan arsitektur atau bagaimana cara masuknya. Saya usahakan jawab sebisanya buat pertanyaan-pertanyaan ini.
Kalau dipikir-pikir, zaman sekarang, dengan teknologi yang sudah maju, hal-hal seperti menentukan pilihan jurusan kuliah pun jadi lebih mudah. Informasi sudah banyak tersedia dan mudah diakses, tinggal kita cari dan kita jadi terbantu untuk membuat keputusan. Tidak seperti zaman dulu dimana orang harus ribet tanya ke sana-kemari.
Nah, saya yang baik hati ini juga ingin turut andil sebagai penyedia informasi bagi siswa-siswi SMA yang akan melanjutkan ke bangku perkuliahan. Berikut adalah pengertian beberapa istilah dalam dunia perkuliahan, tentu belum lengkap betul, tapi paling tidak bisa sedikit membantu dalam memberikan gambaran saat memasuki dunia kuliah nantinya. Selamat membaca!
Mata Kuliah
Mudahnya, mata kuliah sama saja dengan mata
pelajaran untuk anak sekolah. Bedanya, kalau waktu masih sekolah, jadwal
pelajaran ditentukan oleh pihak sekolah, siswa tinggal mengikuti. Sementara,
saat kuliah, pihak kampus memang sudah menentukan jadwal perkuliahan, tapi
mahasiswa bebas memilih mata kuliah yang ingin ia ambil serta waktunya, asal
sesuai dengan peraturan akademik.
SKS
SKS adalah kependekan dari satuan kredit semester
dan dinyatakan dalam angka. Secara sederhana, SKS ini bisa diartikan sebagai
bobot mata kuliah. Semakin banyak SKS berarti semakin penting mata kuliah
tersebut. Karena, semakin tinggi bobot SKS-nya, maka semakin besar pengaruh
nilai mata kuliah tersebut terhadap IP (indeks prestasi). Misalnya rata-rata
mata kuliah yang kita ambil bernilai 2-3 SKS dengan nilai sebagian besar A atau
AB, tapi ternyata dalam satu mata kuliah berbobot 6 SKS (jumlah SKS-nya besar
berarti mata kuliah utama) kita mendapat nilai C atau D, maka IP keseluruhan
bisa ikut jeblok karena mata kuliah tersebut.
Satu satuan SKS sendiri biasanya ditentukan
berdasarkan durasi kuliah tatap muka, yakni 50 menit per minggu. Berarti, untuk
mata kuliah 2 SKS, kita harus mengikuti perkuliahan selama 100 menit tiap
minggunya. Ada juga yang dihitung berdasarkan waktu pengerjaan tugas mandiri di
rumah (seperti PR) atau tugas kelas, namun jarang sekali dipakai.
SKS ini juga turut mempengaruhi singkat atau
lamanya waktu perkuliahan kita. Tidak seperti saat sekolah, SMA misalnya,
dimana kita sudah ditentukan untuk lulus setelah tiga tahun (kecuali tinggal
kelas), saat kuliah kita bisa membuat sendiri perhitungan waktu kelulusan kita
melalui jumlah SKS yang kita ambil tiap semesternya. Jumlah SKS yang memenuhi
syarat kelulusan untuk jenjang S1 adalah 144 SKS yang ditempuh dalam waktu
normal 8 semester (4 tahun). Berarti, rata-rata tiap semester kita mengambil 18
SKS. Kalau dalam beberapa semester kita mengambil lebih dari jumlah tersebut,
misalnya 22 atau 24 SKS, tentu kita bisa lulus kuliah kurang dari delapan
semester.
Tetapi, tentu saja ketentuan pengambilan jumlah
SKS tersebut harus tetap mengacu pada peraturan akademis. Seperti misalnya di
kampus saya, ada pembatasan pengambilan SKS berdasarkan nilai IP semester
sebelumnya (IP ≥ 3,00 SKS max. 24; IP 2,5-2,99 SKS max. 20; IP 0-2,49 SKS max.
16). Selain itu perlu diperhatikan juga syarat-syarat pengambilan mata kuliah,
misalnya mata kuliah semester ganjil biasanya tidak boleh diambil saat semester
genap dan sebaliknya, serta beberapa mata kuliah yang memiliki prasyarat
(misalnya harus sudah lulus mata kuliah yang lain terlebih dahulu dsb.).
|
Contoh KRS. |
FRS/ KRS
Kalau di kampus saya sebutannya FRS, kependekan
dari Formulir Rencana Studi. Ada juga yang menyebut KRS, Kartu Rencana Studi.
Tapi intinya kurang lebih sama. Sesuai namanya, rencana studi, FRS ini adalah
isian rencana akademik kita selama satu semester, meliputi mata kuliah yang
kita ambil, jumlah sks, jadwal perkuliahan, dsb. Proses ini umumnya sudah
dilakukan secara online oleh masing-masing perguruan tinggi.
Selama proses ini berlangsung, kita disarankan
untuk berkonsultasi terhadap dosen wali (seperti wali kelas saat sekolah) agar
kita bisa dapat gambaran tentang mata kuliah yang akan kita ambil atau
bagaimana supaya kita tidak kesulitan dengan pilihan tersebut setelah masa
perkuliahan berjalan. Dosen wali pulalah yang nantinya akan menyetujui dan
memvalidasi FRS kia sebagai syarat agar kita dapat mengikuti perkuliahan.
Biasanya, KRS ini harus dicetak melalui badan akademik untuk digunakan misalnya saat UTS atau UAS (ditunjukkan pada pengawas sebagai salah satu syarat mengikuti ujian). Tapi rasanya aturan itu tidak berlaku sama untuk semua kampus. Saya sendiri sampai saat ini hampir tidak pernah minta cetakan KRS. Buat apa, wong UAS-nya aja nggak ada.
IP
IP merupakan singkatan dari indeks prestasi atau
gampangnya nilai. Pada akhir semester, kita akan tahu nilai kita untuk
masing-masing mata kuliah yang kita ikuti dan dinyatakan dalam huruf (A, AB, B,
BC, C, D, dst.). Masing-masing huruf tersebut mewakili nilai dalam rentang
angka tertentu, contohnya huruf A untuk nilai 80-100, AB untuk 70-79, dst.
Nilai dari masing-masing mata kuliah tersebut kemudian dikalkulasikan terhadap
proporsi SKS-nya serta jumlah total SKS yang kita ambil dalam satu semester
tersebut, lalu didapatkanlah nilai IP ini yang dinyatakan dalam angka (maksimal
4,00). Umumnya, yang dianggap bagus adalah IP 3,00 ke atas, sebab angka
demikian mencakup nilai mata kuliah yang rata-rata AB atau A.
IP sendiri ada dua jenis,
IPS (indeks prestasi
semester) dan
IPK (indeks prestasi kumulatif). IPS dihitung berdasarkan nilai
yang kita dapat dalam satu semester. Sementara itu, IPK adalah perhitungan
nilai selama jangka waktu perkuliahan total yang telah kita ikuti.
|
Contoh transkrip |
Transkrip
Transkrip sama saja dengan rapor sekolah yang
memuat nilai-nilai kita selama kuliah. Transkrip biasa dapat dilihat lalu
dicetak secara online untuk kepentingan-kepentingan nonformal. Untuk
kepentingan yang lebih resmi, transkrip yang valid hanya dapat dimohon oleh
mahasiswa dan dikeluarkan melalui BAAK (Badan Administrasi Akademis &
Kemahasiswaan).
Asistensi
Asistensi adalah proses bimbingan kepada dosen atau
asisten dosen terkait tugas yang sedang kita kerjakan. Dalam asistensi ini,
kita tidak hanya mendapat pengetahuan tentang cara pengerjaan tugas yang benar
atau koreksi saat ada kesalahan. Seringkali, dosen juga memberi kita ilmu
tambahan yang tidak disampaikan di kelas atau pengalaman-pengalaman pribadinya
dalam bidang yang sedang dibahas.
Asistensi ini sangat penting bagi mahasiswa. Ilmu
yang disampaikan dosen pada saat asistensi biasanya lebih spesifik dan
mendalam, serta penyerapannya bisa lebih efektif karena disampaikan pada
kelompok kecil mahasiswa saja, tidak seperti pada kelas besar. Selain itu,
dosen bisa memberi masukan yang spesifik pada tugas yang kita buat, sehingga
kita bisa mengerjakan tugas dengan efektif dan efisien, tepat seperti kompetensi
yang diharapkan.
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances