Saat masih kecil, jadwal tetap saya tiap hari
Minggu pagi adalah duduk manis di depan televisi dan menonton tayangan
anak-anak seharian. Sebagai angkatan ’90-an, tontonan favorit saya salah
satunya ya ini, Power Rangers:
Yang saya tampilkan di atas adalah Mighty Morphin
Power Rangers (serial power rangers pertama yang saya tonton). Meskipun versi
keseluruhannya ada banyak sekali, Power Rangers selalu tampil dengan ciri khas
yang konsisten: lima orang jagoan dengan kostum warna-warni. Warna yang mereka
pakai jadi semacam identitas (seperti posisi pemimpin yang selalu dipegang
ranger merah dan warna pink yang selalu dipakai ranger perempuan).
Tapi saya bukan mau membahas tentang Power
Rangers, melainkan tentang warna. Bukan hanya bagi Power Rangers, warna juga
penting bagi para desainer. Sebagai sebuah komponen visual, warna tidak hanya
memperindah tampilan, tapi juga membawa karakter dan menstimulasi efek
psikologis tertentu bagi pengguna atau pengamat sebuah rancangan. Contohnya,
warna merah yang berkesan dinamis, enerjik, dan membangkitkan semangat. Atau
warna biru yang memberi kesan teduh, tenang, dan dingin. Beda warna, beda
karakter. Beda pula efeknya secara psikologis. Nah, untuk tahu lebih lanjut tentang
efek psikologis dan karakter warna,
berikut penjelasannya:
Putih
Memberi arti keaslian, kesan ringan, polos dan
murni. Bila terlalu banyak, menimbulkan perasaan dingin, steril, dan
terisolasi.
Merah Muda
Melambangkan kasih sayang dan perasaan romantis,
kesan lembut serta sosok orang muda bahkan anak-anak.
Merah
Memberi kesan dinamis, enerjik, komunikatif,
aktif, bersemangat, sensual, mewah, dan bersifat menstimulasi. Bila terlalu
banyak, bisa merangsang perilaku agresif.
Oranye
Menggambarkan sosialisasi yang bersahabat, percaya
diri, ramah dan kesan penuh harapan, kreativitas serta vitalitas. Bila terlalu
banyak, bisa merangsang perilaku hiperaktif.
Kuning
Mampu memancarkan kehangatan, cahaya dan cerah,
memberi inspirasi, mendorong ekspresi diri maupun kemampuan intelektual.
Ungu
Dekat dengan aura spiritualitas, magis, misterius,
menarik perhatian, memancarkan kekuatan, menambah imajinasi, sensitivitas dan
obsesif.
Biru
Menghadirkan kesan teduh, dingin, hening, damai,
tentram, harmonis, dan merangsang kemampuan intuitif. Namun, bila terlau
banyak, bisa menimbulkan kelesuan.
Hijau
Menyiratkan kesan alamiah, segar, tenang, sejuk,
mendorong perasaan empati, meredakan stress dan menyembuhkan. Tapi bila terlalu
banyak bisa menimbulkan kesan terperangkap.
Cokelat
Berkesan natural, membumi, stabil, menghadirkan
kenyamanan, keyakinan, keamanan, kesan elegan dan akrab. Bila terlalu banyak
bisa berkesan berat atau kaku.
Hitam
Mengandung kekuatan, penuh percaya diri, kesan
maskulin, dramatis, penuh perlindungan, klasik dan megah. Bila terlalu banyak
bisa menimbulkan perasaan tertekan.
Abu-abu
Menggambarkan kesan serius, damai, independen, dan
luas. Bila terlalu banyak, bisa memberi kesan tidak komunikatif.
Kombinasi
Warna
Untuk menghindari kesan monoton, satu warna bisa
dikombinasikan dengan warna-warna lainnya. Ada beberapa pola kombinasi warna
yang bisa dipakai. Untuk mudahnya, pergunakanlah color wheel atau roda warna seperti pada gambar di bawah ini.
Kombinasi yang pertama adalah kombinasi kontras atau komplementer.
Pola ini menggabungkan warna-warna yang letaknya berseberangan pada roda warna,
seperti biru-kuning, merah-hijau, dsb. Gabungan warna seperti dapat memberi
karakter yang dinamis dan kuat.
Berikutnya adalah kombinasi analog, yakni gabungan antara warna-warna yang
karakternya mirip atau berdekatan, letaknya bersebelahan pada roda warna,
misalnya kuning-oranye, biru-hijau, dsb. Pola ini dapat memunculkan kesan
harmonis.
Selanjutnya, kombinasi
monokromatis yang memadukan warna dari spektrum yang sama, namun
intensitasnya berbeda-beda. Contohnya, sebuah pola warna yang merupakan gradasi
dari warna ungu yang sangat tua sampai ungu yang sangat muda.
Terakhir adalah kombinasi kompleks yang memadukan warna apa saja. Kunci dari
kombinasi ini adalah kuantitas warna yang dipakai. Untuk menghindari kesan
monoton, gunakan satu warna yang dominan dan yang lain hanya sebagai aksen.
Diolah dari
Majalah ASRI edisi no. 02 Februari 2011
TERIMAKASIH :-D
ReplyDelete