Gambar di atas pernah di-posting salah seorang teman saya di grup Facebook angkatan kami. Banyak
komentar masuk. Tapi, tanpa dinyatakan pun, saya rasa kami rata-rata sudah
cukup sepakat tentang betapa benarnya isi grafik tersebut. It’s funny because it’s true. Betapa kami pontang-panting menjelang
deadline sebagian besar adalah akibat progres pengerjaan yang sangat minim
minggu-minggu sebelumnya –jika bukan tidak ada sama sekali.
Banyak sebab memang. Bisa jadi salah dosen
pembimbing –sulit ditemui untuk asistensi, tiba-tiba menyuruh ganti desain,
dsb., meskipun tetap saja kebanyakan memang salah mahasiswanya sendiri.
Hehehe... Salah satu sebab tersebut, bagi sebagian orang, barangkali soal
inspirasi. Entah inspirasinya belum datang, datang tapi telat, atau malah tidak
datang sama sekali.
Saya dulu juga begitu, menunggu inspirasi yang
tidak kunjung datang. Tapi semakin ke sini saya belajar bahwa hal tersebut
sangatlah tidak efektif, sebab...
Inspirasi
Tidak Bisa Ditunggu, Tapi Dicari.
Inspirasi bukanlah wahyu yang diturunkan malaikat
dari langit. Kita bisa berlama-lama menunggu sebuah ide cemerlang muncul di
kepala kita atau kita bisa segera memulai dan memburu ide tersebut. Kalau cuma
menunggu, kenapa tidak bersemedi sekalian? Siapa tahu dapat wangsit nomor togel
juga. Hehehe...
Kunci utama dalam mencari inspirasi adalah ini: buka
mata selebar-lebarnya dan lihatlah sebanyak-banyaknya. Mulai dari surfing di website-website yang
memajang karya-karya arsitektur (bisa lihat beberapa link-nya di blog ini) sampai mengamati bangunan-bangunan menarik yang
kita temui sepanjang perjalanan ke kampus atau ke tempat lain, lakukan
semuanya. Dengan begitu, peluang untuk menemukan ide desain yang menarik akan
semakin besar.
Sementara itu, dengan membuka mata
selebar-lebarnya, yang saya maksud adalah jangan membatasi sumber inspirasi
kita. Memiliki tugas mendesain rumah tinggal bukan berarti kita hanya boleh
melihat-lihat desain rumah tinggal saja. Yang begitu memang bagus, mempermudah
kita mencari contoh yang kontekstual. Tapi, melihat lebih luas pun bukanlah
sebuah dosa. Siapa tahu kita malah dapat lebih. Misalnya saja lihat-lihat
foto-foto kafe atau restauran memberi kita ide untuk ruang makan yang unik,
atau melihat-lihat desain pabrik atau gudang ternyata memberi kita ide untuk
mendesain dengan tema rustic industrial. Dan siapa bilang harus
melulu soal arsitektur? Saya suka juga lihat-lihat karya-karya desain grafis
seperti poster, illustrasi, dsb. Dari situ juga kadang-kadang muncul inspirasi
untuk, misalnya, desain fasad atau wallpaper.
Jadi, sekali lagi, bukalah mata selebar-lebarnya
dan lihatlah sebanyak-banyaknya.
Tapi, itu semua baru langkah awal, sebab yang
paling penting sebenarnya adalah langkah berikutnya:
Kerjakanlah!
Hanya mencari inspirasi tidak akan membawa kita
kemana-mana. Selama kita tidak mulai bekerja, terus-menerus mencari inspirasi
hanya akan memasok ide yang terlalu banyak ke dalam otak kita. Otak kita jadi overload ide. Dan percayalah, terlalu banyak
ide tidaklah lebih baik daripada tidak ada ide sama sekali. Terlalu banyak
pilihan malah akan membuat kita bingung untuk membuat keputusan, ide mana yang
harus dieksekusi. Maka, sebelum bingung sendiri, mulailah bekerja!
Mulailah berproses begitu ada ide yang sekiranya
cukup bagus. Jangan khawatir bahwa itu mungkin bukan ide yang terbaik. Sebab,
proses desain itu sendiri masih cukup panjang untuk sebuah ide bisa
tereksplorasi lebih jauh lagi. Bahkan, bukan tidak mungkin selama proses
pengerjaan, kita akan menemukan kemungkinan-kemungkinan desain yang tidak kita duga
sebelumnya, membuat rancangan kita justru jadi lebih matang.
Segera mulai bekerja juga memungkinkan kita tahu
lebih cepat sekiranya ide desain yang kita pakai ternyata tidak bekerja dengan
baik atau sesuai yang kita inginkan. Sehingga, kita dapat segera mengganti atau
membuat penyelesaian alternatifnya sebelum deadline
semakin mepet. Intinya, mulailah bekerja dan biarkan prosesnya mengalir.
0 coment�rios: